Bermain Game dalam Perspektif Agama Islam.
1. Hukum Bermain Game
Pada dasarnya, bermain game adalah mubah (boleh) dalam Islam, selama:
Tidak mengandung unsur haram (judi, pornografi, kekerasan berlebihan).
Tidak melalaikan dari kewajiban utama seperti salat, belajar, bekerja, dan tanggung jawab keluarga.
Kaidah fikih:
الأصل في الأشياء الإباحة
“Hukum asal segala sesuatu adalah boleh.”
2. Sisi Positif (Jika Digunakan dengan Benar)
✅ Melatih kerja sama dan strategi
Islam menganjurkan ta‘āwun (tolong-menolong):
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى
“Tolong-menolonglah dalam kebaikan dan takwa.” (QS. Al-Māidah: 2)
✅ Hiburan yang meringankan jiwa
Rasulullah ﷺ juga membolehkan hiburan selama tidak melanggar syariat.
3. Sisi Negatif (Jika Berlebihan)
❌ Melalaikan dari ibadah Jika bermain Mobile Legends membuat lalai salat:
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
“Celakalah orang-orang yang lalai dari salatnya.” (QS. Al-Mā‘ūn: 4–5)
❌ Mendorong emosi dan ucapan buruk
Islam sangat melarang berkata kasar dan mencaci:
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Seorang mukmin bukanlah orang yang suka mencela dan berkata kotor.” (HR. Tirmidzi)
❌ Menyia-nyiakan waktu Waktu adalah amanah:
وَالْعَصْرِ، إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ
“Demi waktu, sungguh manusia berada dalam kerugian.” (QS. Al-‘Ashr)
4. Batasan Bermain Game Menurut Islam
Agar tetap sesuai syariat, bermain Game harus:
- Tidak meninggalkan salat
- Tidak berkata kasar atau merendahkan orang lain
- Tidak berlebihan (tidak kecanduan)
- Tidak mengandung judi atau taruhan
- Tidak melupakan kewajiban belajar dan berbakti kepada orang tua
5. Kesimpulan
Bermain Game :
- Boleh (mubah) jika sekadar hiburan dan dikontrol.
- Makruh jika cenderung melalaikan.
- Haram jika menyebabkan meninggalkan kewajiban, berkata kotor, atau merusak akhlak.
Meskipun bermain game ada sisi positif, namun sisi negatifnya lebih besar. Bahkan perlu waspada, ada kemungkinan sebagian game sengaja dibuat untuk menghancurkan masa depan remaja bahkan orang tua.
Walhasil bermain game harus bisa kontrol waktu jangan sampai berlebihan. Karena Islam mengajarkan keseimbangan (wasathiyah):
خَيْرُ الْأُمُورِ أَوْسَطُهَا
“Sebaik-baik perkara adalah yang pertengahan.”
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Opini: Adab Lebih Tinggi daripada Ilmu
Dalam dunia pendidikan, sering kali kita terpesona oleh gelar, nilai tinggi, dan prestasi akademik. Namun, di balik semua itu, ada sesuatu yang jauh lebih berharga daripada sekadar peng
Opini: Mengalahkan Rasa Malas Kunci Membuka Masa Depan
Setiap dari kita pasti pernah merasakan bisikan lembut kemalasan. Ia datang diam-diam, menawarkan kenyamanan instan berupa tunda-menunda, menukar buku dengan gawai, dan mengganti jadwal
Opini: Kebiasaan Salah dalam Berjilbab, Rambut di Jidat Masih Terlihat
Di kalangan pelajar, jilbab sudah menjadi hal yang lumrah. Hampir setiap siswi memakainya, baik di sekolah maupun di luar. Namun, ada satu kebiasaan yang sering saya perhatikan, yaitu m
Opini: Pentingnya Menerapkan Pembelajaran yang Menyenangkan di era Modern.
Pembelajaran merupakan proses penting dalam membentuk pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa. Namun, sering kali siswa merasa jenuh ketika proses belajar hanya berlangsung satu arah
Opini: Maraknya Keterlambatan Siswa, Cerminan Disiplin yang Mulai Luntur
Fenomena keterlambatan siswa yang kian marak akhir-akhir ini patut menjadi perhatian serius. Kedisiplinan merupakan salah satu fondasi utama dalam dunia pendidikan. Namun, ketika banyak
MARAKNYA BULLYING DENGAN MEMANGGIL NAMA TEMAN MENGGUNAKAN NAMA ORANG TUA
Fenomena bullying di kalangan pelajar sering muncul dalam berbagai bentuk. Salah satunya yang cukup marak adalah kebiasaan memanggil teman dengan nama orang tuanya. Sekilas, hal ini dia
TAWAKKAL, BERDO'A DAN BERUSAHA
Aina saraswati Humaira adalah salah satu siswi disekolah MTs Madarijul Huda ia sangat ramah,baik,pintar dalam bidang bahasa arab dan ia pun tak pernah memakai pakaian yang terbuka, dise
