
Opini: Kebiasaan Salah dalam Berjilbab, Rambut di Jidat Masih Terlihat
Di kalangan pelajar, jilbab sudah menjadi hal yang lumrah. Hampir setiap siswi memakainya, baik di sekolah maupun di luar. Namun, ada satu kebiasaan yang sering saya perhatikan, yaitu masih banyak yang mengenakan jilbab tetapi rambut di bagian jidat terlihat. Bahkan juga ada yang ujung rambutnya masih terlihat dari belakang. Ada yang sedikit, ada pula yang cukup jelas.
Mungkin sebagian menganggap hal itu biasa saja, atau bahkan sengaja dilakukan agar terlihat lebih modis. Tetapi, menurut saya, justru di sinilah letak kekeliruannya. Jilbab bukan sekadar kain penutup kepala, melainkan simbol ketaatan dan bentuk penghormatan seorang muslimah terhadap dirinya sendiri. Jika rambut masih terlihat, berarti tujuan utama jilbab—menutup aurat—belum sepenuhnya tercapai.
Saya bisa memahami, banyak siswi mungkin hanya ikut-ikutan teman atau meniru gaya jilbab yang sedang tren. Ada juga yang merasa kurang percaya diri bila semua rambutnya tertutup. Namun, bukankah lebih indah jika jilbab dipakai dengan sempurna? Selain menenangkan hati karena sesuai tuntunan agama, juga membuat penampilan tampak lebih rapi dan berwibawa.
Menurut saya, perubahan itu bisa dimulai dari hal kecil. Misalnya, membiasakan memakai ciput agar rambut tidak keluar, atau mengikat rambut dengan rapi sebelum mengenakan jilbab. Guru dan orang tua juga dapat memberi teladan dengan memakai jilbab sesuai aturan. Dengan cara lembut seperti itu, lama-lama kebiasaan salah dalam berjilbab bisa berkurang.
Pada akhirnya, jilbab bukan sekadar soal gaya, tetapi tentang niat dan ketaatan. Menutup rambut di jidat memang terlihat sepele, tapi justru di situlah letak kesungguhan kita dalam menjalankan perintah Allah. Mari kita jadikan jilbab sebagai penghias diri yang sesungguhnya: sederhana, anggun, dan penuh makna.
Masalahnya, berjilbab dengan menampakkan rambut di jidat justru mengurangi makna jilbab itu sendiri. Fungsi jilbab bukan semata simbol, melainkan ibadah yang harus dilakukan sesuai aturan. Jika masih ada rambut yang sengaja ditampakkan, berarti tujuan menutup aurat belum tercapai. Lebih jauh lagi, hal itu bisa memberi contoh yang kurang tepat bagi teman atau adik kelas.
Jangan sampai jilbab hanya menjadi tren, tetapi kehilangan ruh ketaatan. Menutup aurat sepenuhnya tanpa menampakkan rambut adalah bentuk penghormatan kita kepada perintah Allah SWT.
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Opini: Adab Lebih Tinggi daripada Ilmu
Dalam dunia pendidikan, sering kali kita terpesona oleh gelar, nilai tinggi, dan prestasi akademik. Namun, di balik semua itu, ada sesuatu yang jauh lebih berharga daripada sekadar peng
Opini: Mengalahkan Rasa Malas Kunci Membuka Masa Depan
Setiap dari kita pasti pernah merasakan bisikan lembut kemalasan. Ia datang diam-diam, menawarkan kenyamanan instan berupa tunda-menunda, menukar buku dengan gawai, dan mengganti jadwal
Opini: Pentingnya Menerapkan Pembelajaran yang Menyenangkan di era Modern.
Pembelajaran merupakan proses penting dalam membentuk pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa. Namun, sering kali siswa merasa jenuh ketika proses belajar hanya berlangsung satu arah
Opini: Maraknya Keterlambatan Siswa, Cerminan Disiplin yang Mulai Luntur
Fenomena keterlambatan siswa yang kian marak akhir-akhir ini patut menjadi perhatian serius. Kedisiplinan merupakan salah satu fondasi utama dalam dunia pendidikan. Namun, ketika banyak
MARAKNYA BULLYING DENGAN MEMANGGIL NAMA TEMAN MENGGUNAKAN NAMA ORANG TUA
Fenomena bullying di kalangan pelajar sering muncul dalam berbagai bentuk. Salah satunya yang cukup marak adalah kebiasaan memanggil teman dengan nama orang tuanya. Sekilas, hal ini dia
TAWAKKAL, BERDO'A DAN BERUSAHA
Aina saraswati Humaira adalah salah satu siswi disekolah MTs Madarijul Huda ia sangat ramah,baik,pintar dalam bidang bahasa arab dan ia pun tak pernah memakai pakaian yang terbuka, dise